Mentari
Jika kalian pernah berada di atas sebuah kapal feri besar
yang sedang berlayar di lautan pada pukul 05.20 pagi menuju arah timur, maka
itu adalah sebuah moment yang begitu menakjubkan. Tidak perlu musik-musik indah
yang dimainkan oleh orkestra terkenal untuk membuatnya menakjubkan. Tidak juga
perlu pangeran tampan yang juga duduk di sebelahmu untuk membuatnya
menakjubkan. Apalagi kursi empuk atau karpet merah sebagai tempat dudukmu,
tidak perlu. Moment itu tetap menakjubkan tanpa semua itu. Meskipun tembang
yang mengalun adalah lagu sebuah band tahun 2000an yang akan mengingatkan pada
gaya rambut belah tengah penyanyinya. Meskipun yang duduk di sebelah adalah
seorang laki-laki yang tidak mandi sejak kemarin sore dan juga seorang anak
kecil berambut jagung yang sedang sibuk memainkan ingus. Meskipun hanya duduk
di sebuah kursi plastik sederhana. Moment itu tetap menakjubkan.
Sebenarnya yang ingin ku ceritakan ini terjadi setiap
harinya, berulang-ulang 7 kali seminggu 30 kali sebulan dan 365 kali setahun. Sebuah
peristiwa yang sangat biasa, bahkan mungkin beberapa orang membencinya. Karena
moment itu akan membuat orang-orang bersegera untuk menjemput hari. Ya, itu
moment terbitnya matahari. Lingkarang berwarna jingga kemerahan itu perlahan,
seolah-olah, keluar dari lautan. Menghangatkan pagi yang sedari tadi membuat
orang-orang melingkarkan tangan ke badan. Menghalau dingin yang menusuk tulang.
Buatku, setiap pagi adalah magical and glorious moment . Lingkaran
besar di ufuk timur berwarna jingga itu seperti membawa harapan baru kemudian
memberikan pesan singkat
“Ayo Desy, jadi orang keren lagi hari ini. Lakukan ikhtiar
terbaik menjemput janji baik Sang pemilik alam raya”
So, find your own everyday magical and glorious moment. Enjoy :D
Trivia :
Selain Umar, nama yang begitu ku sukai adalah Mentari.
Entahlah, mungkin karena kedua nya memiliki karakter yang sama-sama kuat. Umar,
sang amirul mu’minin yang tegas tapi begitu dicintai rakyatnya. Sedangkan
Mentari, salah satu makhluk Nya yang begitu berjasa untuk kehidupan manusia.
Nak, kelak mau ya kau kuberi nama salah satu (atau keduanya) dari nama-nama
baik itu. J