Bukan Celoteh Si Kutu Buku
sumber gambar : google
Selalu ada
perasaan senang ketika menyambut bulan baru. Selalu ada harapan baru yang ku
titipkan kepada bulan yang baru. Karena selalu menyenangkan berjumpa purnama di
setiap bulannya. Bulan baru juga berarti saatnya mengecek rekening, harap-harap
cemas. Sudah muncul kah nominal yang baru. He. Kemudian memilah milah nya untuk
keperluan rutin bulanan. Salah satu nya adalah untuk membeli buku.
Akhirnya ku
tunaikan juga hak diri untuk membeli buku itu sore tadi. Sepulang dari kampus,
diiringi hujan rintik-rintik, bersama munir menuju sebuah toko buku diskon di
bilangan jalan Affandi (orang-orang mungkin lebih mengenalnya dengan jalan Gejayan).
Dua jenis saja buku yang berhasil ku beli hari ini. Pertama adalah Atlas Indonesia
dan Dunia dan yang kedua adalah Sunset Bersama Rosie.
Bukan tanpa
alasan membeli dua hal ini. Keduanya sudah kurancang-rancang sejak beberapa
hari yang lalu. Awalnya aku ingin membeli The Warlock, buku ke lima dari heksalogi
The Alchemist nya Michael Scott. Tapi karena aku sudah membaca versi bahasa
Inggrisnya, maka ku putuskan untuk membeli yang lain saja dan menanti buku ke
enam yang (katanya) akan terbit akhir tahun ini. Mengapa atlas? Atlas ini
kubeli untuk hadiah ulang tahun ke 10 salah seorang keponakan ku. Hmm. Iya keponakan.
Dia keponakan nya seorang temanku, jadi bisa dibilang keponakan ku juga kan? Maksudku
agar ia bisa melihat dunia, agar ia bisa memetakan mimpinya, dan siapa tau dia
kemudian jadi berkeinginan keliling dunia dan akhirnya tercapai. Siapa yang
tahu?
Buku kedua, Sunset Bersama Rosie. Bukan buku baru, buku ini terbit sekitar akhir tahun lalu sepertinya. Tapi baru berminat akhir-akhir ini setelah banyak membaca review nya goodreads.com. Aku tak akan menuliskan resensinya sekarang, buku nya saja belum kubaca. Nantilah kuluangkan waktu untuk membaca dan menuliskan resensinya dengan serius. (denger-denger bakal ada lomba nya tuh :)
Buku kedua, Sunset Bersama Rosie. Bukan buku baru, buku ini terbit sekitar akhir tahun lalu sepertinya. Tapi baru berminat akhir-akhir ini setelah banyak membaca review nya goodreads.com. Aku tak akan menuliskan resensinya sekarang, buku nya saja belum kubaca. Nantilah kuluangkan waktu untuk membaca dan menuliskan resensinya dengan serius. (denger-denger bakal ada lomba nya tuh :)
Well,
kali ini aku akan berbagi tentang toko buku nya dan beberapa hal tentang dunia
perbukuan. Oke, terkesan pongah sekali ya kalimat awal tadi. Diganti saja lah
menjadi, berbagi sedikit pengalaman di toko buku. Sudah jangan protes lagi. Itu
menurutku yang paling rendah hati.
Aku
bukan tipe mahasiswa dengan uang bulanan puluhan juta sehingga bisa membeli
buku dua kardus tiap bulannya. Tapi Alhamdulillah
masih diberi rezeki untuk tetap melebihkan satu dua rupiah untuk membeli
beberapa judul. Itulah sebabnya urusan membeli buku butuh pertimbangan yang
benar-benar matang, buku apa yang akan ku beli. Dan akan sangat sumringah jika
berkunjung ke sebuah tempat dengan buku-buku yang belum sempat ku beli. Contohnya
ya toko buku diskon di jalan Affandi tadi.
Toko
buku di jalan Affandi itu termasuk yang ramah bagi pengunjungnya. Tempatnya cozy,
bahkan mereka menyediakan tempat duduk memanjang dengan kolam ikan di depannya.
Hampir setiap buku disediakan yang sudah dibuka segel plastiknya, bahkan
sengaja disampul plastik. Jadi sangat bisa datang kesana hanya untuk “numpang
baca”. Pilih buku, ambil, bawa ke pinggir kolam, baca sampe tamat. Ahaha, gak
modal sekali ya.
Jadi
ingat zaman SMA sering pergi ke toko buku terbesar di Kota Bandarlampung (you know lah, yang depannya gra
belakangnya med itu loh), sengaja betul duduk lesehan di dekat jajaran rak
komik karena memang tidak disediakan tempat duduk di toko buku itu. Dan dengan “manisnya”
ditegur mas-mas penjaga toko buku nya. Mau tak mau berdiri sampai si mas
penjaga pergi lalu duduk lagi. Berkali-kali seperti itu, sampai petugasnya
enggan menegur lagi.
Selain
itu, (sepertinya) setiap buku dijual dengan harga diskon. Jadi, tak perlu lah
menunggu diskon di book fair yang terkadang
tidak lebih murah. Ada fasilitas sampul gratis pula, ya meskipun kadang
antrinya banyak. Tapi tak apalah antri, daripada melihat dibiarkan begitu saja
tanpa sampul. Belum lagi ada banyak event yang diadakan disana, mulai dari
diskon novel 30%, diskon buku sastra 25%, diskon buku pelajaran dan kuliah 20 %
sampai turnamen TTS yang hadiahnya paket buku. Ada-ada aja jenis eventnya.
Kalo
sudah masuk ke toko buku, pasti banyak buku yang menyergap. Mulai dari buku
baru terbit yang ramai dibicarakan di jejaring sosial, sampai buku lawas yang
belum sempat dibeli karena keterbatasan dana dan usaha. (?) Karena itu,
sebainya fikirkan baik-baik buku apa saja yang akan dibeli sebelum berangkat ke
toko buku. Di toko buku jelas ada begitu banyak buku yang bagus-bagus. Akan sangat
kacau kalau kita berangkat ke toko buku tanpa membawa list buku yang akan
dibeli. Bisa-bisa kalap dan akhirnya mendzolimi uang yang harusnya untuk
keperluan yang lain. Selanjutnya adalah urusan menguatkan hati agar taat pada
list yang sudah disusun tadi. Tips nya nih, begitu masuk ke toko buku segeralah
cari buku yang ingin dibeli tadi. Ambil terus langsung bayar di kasir, sambil
nunggu si buku disampul sama petugas sampulnya, masuk lagi deh buat baca-baca
buku yang lain. Dengan begitu, asumsinya uang yang kita alokasikan untuk beli
buku sudah habis dan tertahan untuk beli buku yang masih ada di wishlist. Biar gak bosen dan kelamaan
juga nungguin buku nya disampul kalo pas antriannya banyak.
Setelah
buku sudah di tangan, jangan langsung buang struk pembelian bukunya. Disimpen aja
dulu. Kita nggak tau kan buku yang kita beli itu cacat produksi atau tidak. Sebelum
benar-benar membacanya, ada baiknya kita mengecek kesempurnaan buku. Kelengkapan
halaman, urutan halaman dan sebagainya. Fungsi struk tadi adalah sebagai bukti
kalo-kalo buku yang kita beli tadi ada cacat produksi. Beberapa toko buku dan
penerbit meminta struk pembelian untuk menukarkan buku cacat produksi itu
dengan yang baru. Sungguh, struk itu menjadi barang yang dicari-cari sangat
ketika kejadian cacat produksi itu menimpa buku yang baru saja kita beli. Selain
itu, ada beberapa lomba yang juga menjadikan struk pembelian itu sebagai salah
satu syarat lombanya. Contohnya saja ini. Kalo semuanya beres, baru deh bisa
baca bukunya dengan damai sentausa. Enjoy !!!