Kamis, 28 Juni 2012




Salurkan energi positive mu,
Credit : Up Grading Bea Studi Etos Jogja. Merbabu, 15 Feb '12

Aneh, sungguh gak habis fikir melihat berita yang sedang ramai di sebuah negri bernama Indonesia. Disana seorang mentri nya menyuruh para remajanya untuk melakukan seks bebas, alias berzina. Naudzubillah. Memang suruhan itu tidak secara langsung terlontar dari mulut seorang mentri yang (katanya) intelek itu, namun suruhan itu berupa sebuah kampanye. Lebih tepatnya kampanye penggunaan kondom untuk hubungan seks beresiko untuk mengurangi penyebaran penyakit HIV AIDS dan kehamilan beresiko. Tak faham lah aku apa itu seks beresiko atau kehamilan beresiko, karena di negriku yang permai ini semua kehamilan penuh berkah dan semua hubungan seks dibingkai suci oleh pernikahan. Aku pun membaca berbagai berita yang beredar disana, sampai kutemukan sebuah statement dari beliau

Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengatakan, kampanye kondom hanya dikhususkan pada seks berisiko. Misalnya di tempat-tempat pelacuran yang faktanya 34% pekerja seks adalah perempuan berusia 15–24 tahun,yang sengaja dilacurkan dan korban trafficking. Kemudian juga, laki-laki yang membeli seks tersebut sekitar 45% yang berusia di bawah 25 tahun (Harian Seputar Indonesia, 26 Juni 2012)


Jika dilihat dari konteksnya, maka secara tidak langsung yang melakukan seks beresiko sebagian besar adalah para remaja atau pasangan-pasangan yang tidak terikat ikatan suci pernikahan. Jadi, intinya boleh nih melakukan hubungan seks asal menggunakan kondom. Astaghfirullah. Kenapa logikanya jadi begini yaa. HIV AIDS dan aborsi kan sebuah reaksi dari sebuah aksi seks bebas. Jadi kalo mau mencegah, ya yang harus dicegah adalah aksinya yaitu seks bebas nya tadi. Bukannya malah memfasilitasi para pelakunya dengan pembagian kondom gratis. Eh, ini malah pengajian dibilang pembinaan teroris, pembagian kondom gratis dijadikan kebijakan. #hadeeh. Lagi lagi saya gak faham sih kalo di Indonesia sana bagaimana cara mengingatkan para pemimpinnya, kalo di negri saya ini sih kalo mau mengingatkan tinggal di sms atau dimention di Twitter saja, pasti langsung direspon. :D

Selain itu, virus HIV sebagai biang penyebab penyakit AIDS memang berapa sih ukurannya. Setau saya ukurannya hanya berbilang mikron saja, dan Bu Mentri dengan yakinnya kondom yang digunakan tidak bisa tertembus oleh virus tersebut. Saya gak faham sih pengklasifikasian kualitas kondom, tapi kalo melihat dulu pembagian kompor gas gratis dalam rangka konversi minyak tanah ke gas, kok ya saya ragu barang yang dibagikan adalah kualitas bagus. Gratis gitu loh. Kompor gas gratis itu aja banyak yang meledak lah, gas nya bocor lah, masakannya gosong lah, masakannya gak enak lah (eh). Lagipula, Allah lah yang punya kuasa bakal tertular atau nggaknya kan. Dan hadirnya penyakit-penyakit semacam itu sedikit banyak juga menjadi peringatan bagi pihak-pihak yang melakukan seks bebas.

Kenapa ya, Ibu mentri tidak mengurus masalah gizi buruk, atau tidak meratanya penyebaran tenaga kesahatan, atau mahalnya harga obat-obatan. Oke, mungkin sudah diurus oleh beliau hanya saya saja yang tidak tau dan saudara-saudara saya di negri Indonesia sana yang belum sempat merasakannya. Allahualam.

Purnama bermimpi berteleportasi ke Negri Barisan Malaikat
#boleh dong J
Alif Laam Miim, 27 Juni 2012 

2 komentar

huff... yang dibutuhin bagi kita-kita, anak muda adalah tarbiyah islamiyah.. iya kan mbak.. :)

Ajari kami tentang islam... bagaimana seharusnya kami bersikap sebagai seorang pemuda..
#asik..

REPLY

Wah. udah terlalu sulit, buat mengatasinya kayaknya, soalnya dah terlalu terlambat, melihat kebobrokan di Indonesia ini. Paling tidak yang belum, untuk bisa membaca artikel ini, supaya jadi tahu mengerikannya sex bebas itu.

REPLY

Purnama Menatap Dunia . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates