Bu Mentri, Jangan Suruh Kami Berzina
Salurkan energi positive mu,
Credit : Up Grading Bea Studi Etos Jogja. Merbabu, 15 Feb '12
Aneh, sungguh
gak habis fikir melihat berita yang sedang ramai di sebuah negri bernama
Indonesia. Disana seorang mentri nya menyuruh para remajanya untuk melakukan
seks bebas, alias berzina. Naudzubillah. Memang suruhan itu tidak secara
langsung terlontar dari mulut seorang mentri yang (katanya) intelek itu, namun
suruhan itu berupa sebuah kampanye. Lebih tepatnya kampanye penggunaan kondom
untuk hubungan seks beresiko untuk mengurangi penyebaran penyakit HIV AIDS dan
kehamilan beresiko. Tak faham lah aku apa itu seks beresiko atau kehamilan
beresiko, karena di negriku yang permai ini semua kehamilan penuh berkah dan
semua hubungan seks dibingkai suci oleh pernikahan. Aku pun membaca berbagai
berita yang beredar disana, sampai kutemukan sebuah statement dari beliau
Menteri
Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengatakan, kampanye kondom hanya dikhususkan
pada seks berisiko. Misalnya di tempat-tempat pelacuran yang faktanya 34%
pekerja seks adalah perempuan berusia 15–24 tahun,yang sengaja dilacurkan dan
korban trafficking. Kemudian juga, laki-laki yang membeli seks tersebut sekitar
45% yang berusia di bawah 25 tahun (Harian Seputar Indonesia, 26 Juni 2012)
Jika dilihat
dari konteksnya, maka secara tidak langsung yang melakukan seks beresiko
sebagian besar adalah para remaja atau pasangan-pasangan yang tidak terikat
ikatan suci pernikahan. Jadi, intinya boleh nih melakukan hubungan seks asal
menggunakan kondom. Astaghfirullah. Kenapa logikanya jadi begini yaa. HIV AIDS
dan aborsi kan sebuah reaksi dari sebuah aksi seks bebas. Jadi kalo mau
mencegah, ya yang harus dicegah adalah aksinya yaitu seks bebas nya tadi. Bukannya
malah memfasilitasi para pelakunya dengan pembagian kondom gratis. Eh, ini malah
pengajian dibilang pembinaan teroris, pembagian kondom gratis dijadikan
kebijakan. #hadeeh. Lagi lagi saya gak faham sih kalo di Indonesia sana
bagaimana cara mengingatkan para pemimpinnya, kalo di negri saya ini sih kalo
mau mengingatkan tinggal di sms atau dimention di Twitter saja, pasti langsung
direspon. :D
Selain itu,
virus HIV sebagai biang penyebab penyakit AIDS memang berapa sih ukurannya.
Setau saya ukurannya hanya berbilang mikron saja, dan Bu Mentri dengan yakinnya
kondom yang digunakan tidak bisa tertembus oleh virus tersebut. Saya gak faham
sih pengklasifikasian kualitas kondom, tapi kalo melihat dulu pembagian kompor
gas gratis dalam rangka konversi minyak tanah ke gas, kok ya saya ragu barang
yang dibagikan adalah kualitas bagus. Gratis gitu loh. Kompor gas gratis itu
aja banyak yang meledak lah, gas nya bocor lah, masakannya gosong lah,
masakannya gak enak lah (eh). Lagipula, Allah lah yang punya kuasa bakal
tertular atau nggaknya kan. Dan hadirnya penyakit-penyakit semacam itu sedikit
banyak juga menjadi peringatan bagi pihak-pihak yang melakukan seks bebas.
Kenapa ya, Ibu
mentri tidak mengurus masalah gizi buruk, atau tidak meratanya penyebaran
tenaga kesahatan, atau mahalnya harga obat-obatan. Oke, mungkin sudah diurus
oleh beliau hanya saya saja yang tidak tau dan saudara-saudara saya di negri
Indonesia sana yang belum sempat merasakannya. Allahualam.
Purnama bermimpi
berteleportasi ke Negri Barisan Malaikat
#boleh dong J
Alif Laam Miim, 27
Juni 2012
2 komentar
huff... yang dibutuhin bagi kita-kita, anak muda adalah tarbiyah islamiyah.. iya kan mbak.. :)
REPLYAjari kami tentang islam... bagaimana seharusnya kami bersikap sebagai seorang pemuda..
#asik..
Wah. udah terlalu sulit, buat mengatasinya kayaknya, soalnya dah terlalu terlambat, melihat kebobrokan di Indonesia ini. Paling tidak yang belum, untuk bisa membaca artikel ini, supaya jadi tahu mengerikannya sex bebas itu.
REPLY